
KARAWANG - Kementerian Pertanian (Kementan) berkomitmen untuk terus memperbaiki tata kelola pupuk subsidi. Hal itu terungkap saat jajaran Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertaniam (PSP) Kementan mendampingi kunjungan kerja Panja Komisi IV DPR RI ke pabrik Pupuk Kujang dan Kabupaten Karawang, Jumat (27/8/2021).
Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan,
Ali Jamil berharap pupuk subsidi dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh
para petani untuk mengembangkan budidaya pertanian mereka.
"Tentu harapan kami, harapan semuanya, bagaimana pupuk bersubsidi
ini bisa dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya oleh para petani kita di
lapangan," kata Ali dalam sambutannya.
Sejauh ini, Kementan terus melakukan pembenahan dalam kerangka
perbaikan tata kelola pupuk subsidi. Sedapat mungkin kendala yang
terjadi di lapangan agar tak terulang kembali di kemudian hari. Solusi
pun tengah disiapkan.
"Di sana-sini kami melakukan perbaikan-perbaikan terhadap hal ini.
Kami berdiskusi dengan rekan-rekan dari PIHC terkait dengan
kendala-kendala yang kita hadapi di lapangan dan rencana perbaikan tata
kelola pupuk bersubsidi ini ke depan yang akan kita lakukan," ujar Ali.
Tak hanya dari internal, Ali mengaku perbaikan tata kelola pupuk
subsidi pun terus dilakukan dengan melibatkan pihak-pihak terkait
lainnya, yang berkaitan dengan pengawasan.
"Kami bersama PIHC diundang BPK RI terkait dengan mekanisme
perbaikan pupuk bersubsidi. Mudah-mudahan ke depan, terkait dengan
perbaikan tata kelola pupuk bersubsidi bisa kita lakukan sebaik-baiknya
untuk mencapai efektivitas pemanfaatan pupuk bersubsidi ini dalam rangka
peningkatan produksi pertanian," harap Ali.
Direktur Pupuk dan Pestisida Ditjen PSP Kementan, Muhammad Hatta
menambahkan sedapat mungkin Kementan berupaya membantu petani agar
kebutuhan pupuk bisa tepat jumlah, mutu, waktu, harga dan sasaran.
"Pemberian pupuk bersubsidi ini haruslah memenuhi enam prinsip
utama yang sudah dicanangkan atau disebut 6T, yakni tepat jenis, tepat
jumlah, tepat harga, tepat tempat, tepat waktu, dan tepat mutu," kata
Hatta.
Ketua Komisi IV DPR RI, Sudin menerangkan ada tiga hal yang ingin
dicapai dari kunjungan kerjanya kali ini. Yang pertama tentu saja
silaturahmi. Selanjutnya, kunjungan kerja ini dilakukan sebagai tindak
lanjut dari serangkaian rapat Panja Pupuk Bersubsidi dan Kartu Tani
Komisi IV dengan pemerintah dan BUMN terkait dengan permasalahan pupuk
bersubsidi serta implementasi program dan masih adanya kendala yang
merugikan pertanian.
"Permasalahan pupuk bersubsidi dan Kartu Tani adalah pengawasan
jaringan. Komisi Pengawas Pupuk dan Pestisida di setiap daerah tidak
berfungsi.
Kedua distribusi tidak tepat waktu,
Ketiga, pengunaan pupuknya di kalangan petani berlebihan dari
rekomendasi yang diusulkan, sehingga menimbulkan sejumlah dampak negatif
budidaya pertanian," papar dia.
Tak hanya itu, akurasi data juga masih menjadi problematika.
"Permasalahan pupuk bersubsidi dan Kartu Tani sebagaimana rapat-rapat
Panja sebelumnya ada tiga persoalan yakni
Ketidakpastian data, penyaluran pupuk yang masih rendah terbalik
dengan alokasi pupuk bersubsidi yang di ajukan dan terakhir mengenai
realisasi Kartu Tani," tutur dia.
Direktur Utama pupuk Indonesia, Achmad Bakir Pasaman menjelaskan,
dalam memperbaiki tata kelola pupuk subsidi, maka diperlukan beberapa
langkah strategis. Pertama, penyesuaian atau update data eRDKK dalam
bulan berjalan guna mengakomodir perubahan data petani maupun data
kebutuhan pupuk yang menyesuaikan kondisi musim ataubrencana tanam
petani.
"Kedua, dapat dilakukan realokasi kebutuhan pupuk antarprovinsi dan
realokasi antarjenis (jika dimungkinkan) guna mengoptimalkan serapan
sesuai dengan kebutuhan riil di lapangan," tutur dia.
Terakhir, Bakir menerangkan, jika dimungkinkan dapat dilakukan
penyesuaian mekanisme penebusan pupuk bersubsidi oleh petani menjadi
lebih mudah, namun tetap memperhatikan ketepatan sasaran petani yang
berhak menerima pupuk bersubsidi.
Perlu diketahui, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL)
meminta petani bijak menggunakan pupuk subsidi. Apabila petani bijak
menggunakan pupuk secara berimbang, produktivitas pertanian dipastikan
tetap bisa dipertahankan.
Mentan menganjurkan petani mengoptimalkan pupuk yang ada. "Jika
pupuk digunakan dengan baik, otomatis produktivitas meningkat, kendati
alokasi pupuk bersubsidi pada 2021 tidak sebanyak permintaan dari
petani," imbuhnya.
Berita Terbaru