JAKARTA (27/2) - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengajak para petani untuk segera mempersiapkan pertanaman 2024 dengan memanfaatkan  sarana pompanisasi dan pipanisasi yang dibangun mitra terkait dari Universitas Pertahanan, Kementerian PUPR dan juga antisipasi bencana dari BNPB.

Menurut Mentan, kolaborasi antar lembaga dalam memperkuat ketahanan pangan merupakan langkah strategis dalam mewujudkan swasembada di tengah-tengah ancaman el nono yang melanda seluruh daerah.

"Saya berharap semua petani Indonesia segera melakukan tanam cepat karena saat ini kita sudah memiliki pompanisasi dan pipanisasi bantuan dari universitas pertahanan. pompanisasi sangat penting untuk mengantisipasi dampak El Nino," ujar Mentan usai menggelar rapat bersama jajaran Universitas Pertahanan, Kementerian PUPR, BNPB dan Kemenko PMK di Gedung A kantor pusat Kementan, Selasa, 27 Februari 2024.

Saat ini, kata Mentan, pemerintah juga sudah menyiapkan bendungan yang mampu mengairi lahan 200 ribu hektare. Bendungan tersebut bahkan nantinya akan memperkuat peningkatan Indeks Pertanaman dari 120 menjadi 240 atau dua kali lipat dari hasil produksi sebelumnya.

"Ada bendungan yang dibangun dan akan mengairi lahan 200.000 hektar, kemudian akan memperkuat IP dari yang tadinya 120 menjadi 240 atau 2 kali lipat," katanya.

Tak hanya itu, Mentan mengatakan kolaborasi kementerian dan antar lembaga ini juga akan menerapkan teknologi baru untuk sumber air dangkal atau air tanah yang sulit dijangkau. Pola ini sudah diuji melakui pompanisasi di lahan 1000 hektare di wilayah Gunungkidul.

"Nah ini sudah diuji di gunung kidul dan berhasil mengairi 1000 hektar dengan biaya 14 miliar. Jadi kita akan optimalkan pompa dan pipa ini di tempat lahan kering lainnya," katanya.

Rektor Universitas Pertahanan RI Letnan Jenderal TNI Jonni Mahroza mengatakan bahwa pihaknya siap mengawal jalanya pembangunan pertanian guna mewujudkan ketahanan pangan yang berkelanjutan. Dia mengatakan, pompa dan pipa yang sudah dibangun di kawasan Gunungkidul saat ini sudah mencapai 90 persen dan dapat mengairi seluruh area persawahan.

"Yang pasti kami akan membantu apa yang ditugaskan. Salah satunya pompanisasi yang sudah kami lakukan di gunungkidul dan sekarang sudah hampir 90 persen dan akan kita lanjutkan untuk 10 ribu hektare lainya. Intinya kami siap membantu bersama dengan kementerian dan lembaga terkait," katanya.

Direktur Jenderal Sumber Daya Air, Kementerian PUPR, Bob Arthur Lombogia mengatakan bahwa pembangunan bendungan terus dilakukan agar ke depan semua lahan pertanian mendapat pasokan air yang cukup terutama disaat musim kering melanda Indonesia.

"Kami telah membangun bendungan bendungan dan pada prinsipnya untuk menanam itu kan perlu air, dan kami ada program 61 bendungan tapi yang sudah selesai kurang lebih 42 bendungan dan sudah bisa menjalankan fungsinya," katanya.

Sekretaris Utama BNPB, Rustian menambahkan bahwa pihaknya siap mendapatkan tugas dan amanah dari Menteri Pertanian sebagai koordinator pembangunan pangan masa depan.

"BNPB akan berkontribusi untuk apa yang dijadikan sebagai tugas nantinya membantu Kementerian Pertanian di dalam memperbaiki situasi el nino," jelasnyaMentan Amran meyakini bahwa pompanisasi adalah langkah yang tepat untuk menstabilkan pasokan air di tengah ancaman cuaca ekstrim. Menurut proyeksi data Kerangka Sampel Area (KSA) Badan Pusat Statistik (BPS), pada Maret 2024 diperkirakan produksi beras mencapai 3,51 juta ton. Dengan demikian pasokan beras menjelang Ramadan sudah cukup.

"Produksi kita untuk bulan Maret ke Juni insyallah aman karena sudah mulai panen. Hanya saja kita harus mulai mempersiapkan untuk bulan Juli ke Oktober. Kami harap seluruh petani Indonesia segera melakukan tanam," tutup Mentan Amran.

Berita Terbaru