
Jakarta,- Sektor Pertanian terbukti mampu bertahan diberbagai kondisi
khususnya dimasa pandemi Covid-19. Pertanian juga menjadi sektor yang
paling stabil dan strategis sehingga makin diburu Generasi Milenial.
Penyanyi Dangdut, Jenita Janet mengatakan saat ini sedang memgembangkan
peternakan sapi dengan label ternaq.indonesia. Menurutnya, pertanian itu
sangat menarik sekaligus menguntungkan pula.
"Banyak yang bisa dimanfaatkan dari ternak yang dimilikinya mulai dari
daging, kulit, bahkan kotorannya. Bahkan setiap sapi memiliki karakter
masing-masing. Itulah yang membuat ia betah berlama-lama di
peternakannya," ucapnya dalam acara Tani Inspiratif Kekinian Talkshow
(Tiktalk) dengan tema Pertanian itu Keren di Gedung PIA, Kanpus
Kementan, Jumat (1/10/21).
Jenita mengaku dalam mengembangkan bisnis peternakan, dirinya banyak
belajar mengenal jenis sapi diantaranya sapi limosin, sapi bali, sapi
brahman, sapi ongole, dll. Tidak hanya itu, karakteristik tiap sapi juga
perlu dikenali seperti karakter sapi ongole yakni sapi pekerja keras,
sabar, tahan lapar dan bisa dimanfaatkan daging atau susunya.
"Di peternakan agar nggak bau, ya ditanam pandan, dikasih emulator agar kandang nggak bau," jelas pelantun lagu Di Reject ini.
Tidak hanya itu, Jenita juga menambahkan bahwa kebutuhan ternak itu ada
tiap saat, tidak hanya pas hari raya saja. Untuk mempermudah memasarkan
ternaknya, saat ini ia mengembangkan e-commerce sekaligus untuk
memudahkan costumer memilih dan mendapatkan hewan ternak terbaik tanpa
harus datang ke kandang.
“Banyak customer yang butuh hewan ternak tapi tidak mau ke kandang,
karena jauh dan lain sebagainya. Tapi nanti gampang tinggal klik-klik,
pilih hewan yang sesuai, lalu dikirim, dan ada garansi kesehatannya,
karena ada dokternya,” tambahnya.
Petani Milenial, Azis Abdul Rahman mengaku bertahan menjadi petani
karena merasakan bahwa usaha hidroponik sayuran omzetnya menjanjikan dan
tidak mengenal musim. Pada saat pandemi, Azis bisa memasarkan secara
online dan menyediakan jasa antar langsung sehingga bisa lebih dekat
dengan konsumen.
"Efek dari pandemi pasti ada. Produksi sayuran menjadi over supply
sehingga waktu itu kita bagikan sayurannya ke masyarakat
sekitar.Ternyata hal ini menjadi ajang promosi sehingga masyarakat
sekitar menjadi kenal dan akhirnya menjadi pembeli," terangnya.
Bagi Azis, bantuan Kementerian Pertanian (Kementan) dalam bentuk program
Pengembangan Wirausahawan Muda Pertanian (PWMP) dirasakan betul
manfaanya. Ia mendapatkan modal awal untuk berusaha hidroponik dan dalam
satu tahun modal tersebut sudah bisa menjadi aset untuk pengembangan
usaha lebih lanjut.
“Menjadi petani hebat, perlu proses dan tekad yang kuat dan segera mulai, sehingga lebih cepat menuai“ ucap Azis.
Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementerian Pertanian, Kuntoro
Boga Andri mengungkapkan bahwa telah terbukti capaian sektor pertanian
pada masa pandemi covid 19 merupakan sektor yang ampuh untuk dijadikan
sandaran gaya hidup serta memberikan andil besar dalam menopang
perekonomian nasional.
"Di masa pandemi ini, di masa kita perlu memperkuat ketahanan pangan,
di masa kita perlu menjadikan ekonomi bangsa kita mandiri dan
berkeadilaan sosial, pertanian ada untuk menjadi tulang punggung negara
kita,” ungkapnya.
Sektor pertanian merupakan satu diantara sedikit sektor yang tumbuh
positif di tengah pandemi covid-19. Pada tahun 2020, pertumbuhan ekonomi
Indonesia mengalami kontraksi sebesar 2,07 persen, sedangakan sektor
pertanian justru tumbuh di kisaran 1,75 persen, ditambah lagi jika
dilihat dari subsektor yang khusus terkait pertanian mengalami
pertumbuhan yang lebih tinggi di angka 2,11 persen.
“Dan para petani muda ini telah membuktikan bahwa pertanian itu sangat
menarik, sangat menguntungkan, memberi prospek bisnis dan life-style,”
pungkasnya
Berita Terbaru