BALI -
Pemerintah Provinsi Bali memastikan ketersediaan dan pasokan beras di
wilayahnya dalam kondisi aman. Kepastian ini disampaikan Kepala Dinas Pertanian
dan Ketahanan Pangan Pemprov Bali, I Wayan Sunanda saat mendampingi Menteri
Pertanian Syahrul Yasin Limpo yang melakukan pengecekan beras di Pasar Badung
Bali,Kamis (2/2/2023)
"Terkait
beras di wikyah Bali kondisinya sangat aman dan mencukupi. Kita masih punya
stok di gudang-gudang petani dan di penyosohan, ternyata gabah atau beras kita
masih ada di sana dan masih cukup," ujar Sunanda, Kamis, 2 Februari 2023.
Dengan kondisi
itu, kata dia, Pemprov Bali juga melakukan distribusi melalui operasi pasar
dengan menetapkan harga pabrik alias harga murah. Meski demikian, dia tak
menampik adanya kenaikan Rp100 yang diakibatkan tingginya upak kerja karena
melambungnya harga Bahan Bakar Minyak (BBM).
"Setiap
hari ada distribusi dari penyokohan ke pasar-pasar, itu yang sudah kita cek
setiap hari dan kita juga sudah melaksanakan op atau operasi pasar. Nah kalau
soal harga menang ada perubahan harga dari harga yang normal atau naik Rp100
yang diakibatkan oleh kenaikan BBM dan harga pupuk yang meningkat,"
katanya.
Menurutnya,
apabila harga beras tak dinaikan maka petani bali yang akan menanggung
kerugian. Kendati begitu, kenaikan yang ada masih dalam batas normal alias
sesuai dengan daya beli masyarakat.
"Kalau
tidak diimbangi dengan harga yang naik petaninya yang rugi. Karena itu harus
ditimbang dengan harga pupuk dan BBM. Kalau biasa-biasa saja petani bisa
rugi," katanya.
Di tempat yang
sama, Dirut Perumda Pasar Sewakadharma, I.B Kompyang Wiranata mengatakan bahwa
sejauh ini kondisi beras di Bali dalam keadaan melimpah. Hal ini bisa
dibuktikan dengan kemudahan para pedagang dalam mencari beras.
"Kalau
masalah stok saya kira aman karena pedagang kami Kalau mencari beras tidak
mengalami kesulitan, cuma harganya yang naik. tetapi kita atas perintah dari
pemerintah terus mengadakan operasi pasar makanya tiap hari kita melaksanakan
operasi pasar di mana kita jual dengan harga yang kita dapat di pabrik,"
katanya.
Menteri
Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) memerintahkan seluruh jajaranya
untuk tetap berada di lapangan melakukan pengecekan langsung kondisi dan
ketersediaan beras nasional. Langkah ini sekaligus upaya verifikasi data dari
standing crop, KSA BPS maupun citra satelit.
"Semua
eselen I saya tersebar di beberapa daerah untuk mengecek ketersediaan,
khususnya beras atau ketersediaan pangan kita. Dan dari segi data melalui
standing crop by satelit yang bisa membaca panen, baik vegetatif 1 maupun 2
beras kita aman," katanya.
SYL
mengapresiasi produksi yang dilakukan petani Bali sehingga bulan Januari,
Februari sampai Maret mampu menyediakan beras untuk kebutuhan masyarakat
sekitar. Dia berharap, puncak panen yang diperkirakan berlangsung April
mendatang mampu menambah stok beras nasional.
"Dari data
yang ada di Bali cukup bagus Januari masuk ke Februari Maret akan panen lebih
besar lagi. Tapi panen kita vix nya itu di bulan April. InsyaAllah ketersediaan
kita cukup dan saya di bulan Januari Februari Maret ini akan panen 1,9 juta
hektar, itu setara kalau X 5 ya hampir 10 juta dan kalau kita Konvensi beras
angkanya mencapai 6 sampai 7 juta," jelasnya.
Berita Terbaru