Uji Coba Inovasi Teknologi Pertanian Lahan Kering, Mentan : Aktivitas Pertanian Lebih Terukur
                
KEMENTERIAN PERTANIAN
2021-10-21
            
            KEMENTERIAN PERTANIAN
2021-10-21
 
            Tangerang (21/10) - Penggunaan teknologi dapat mengoptimalkan kinerja pertanian, termasuk pertanian di lahan kering, Indonesia tercatat memiliki 99,65 juta hektare lahan kering yang potensial. Potensi tersebut, kata Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL), harus dioptimalkan dengan intervensi inovasi dan teknologi yang tepat.
“Kita tidak bisa bertahan dengan cara - cara kemarin, harus dengan 
cara modern, untuk itu hari ini saya lakukan uji coba, dan teknologi 
terbukti mampu memberi efektifitas dan efisiensi yang luar biasa, 
aktivitas pertanian menjadi lebih terukur” Ungkapnya saat uji coba 
Inovasi Teknologi Mekanisasi Pertanian Modern Untuk Lahan Kering di 
Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian (BBP - Mektan) - 
Tangerang, Banten. 
Lebih lanjut ia mengungkapkan inovasi dan penggunaan teknologi 
memberi peluang petani untuk mengembangkan usaha taninnya dengan hasil 
yang maksimal. Ia berharap agar inovasi dan teknologi di bidang 
pertanian dapat diadopsi dan dikembangkan secara massal hingga skala 
industri.
“Tidak hanya tantangan iklim yang semakin ekstrim, mekanisasi juga 
mampu menjawab tantangan kurangnya Sumber Daya Manusia di Pertanian, 
dengan mekanisasu aktivitas bertani semakin cepat dan produktifitas 
petani menjadi lebih terjamin, mekanisasi mampu menekan losses 
(kehilangan hasil panen) dari yang tadinya 13 % bisa menjadi 3 % atau 5 
%” ungkap Mentan SYL. 
Beberapa teknologi mekanisasi pertanian yang diuji coba pada 
kegiatan tersebut adalah drone tanam tipe larik, alat penanam ubi kayu 
dan alat tanam kentang serta teknologi lainnya yang mendukung.Kepala 
Badan Litbang Pertanian, Fadjry Djufry mengatakan teknologi yang 
diluncurkan sangat cocok terutama untuk lahan hamparan luas dengan SDM 
sangat terbatas.
“Drone Tanam Model Larik misalnya, dapat bekerja mandiri sesuai 
pola tanam menggunakan perangkat android dan dipandu GPS. Selain itu, 
drone menggunakan mesin yang memiliki kapasitas angkut benih padi 
sebesar 6-10 kg, beroperasi pada ketinggian 1-2 meter, kecepatan kerja 4
 km/jam, dan mampu menanam benih seluas 1 hektare dalam waktu 1 jam” 
papar Fadjry. 
Lebih lanjut ia menjelaskan
Drone tanam tipe larik ini berfungsi untuk menebar benih padi 
dengan jarak antar baris 25 cm, serta mampu bekerja mandiri sesuai pola 
yang diinginkan. Pola tanam dibuat menggunakan perangkat android dan 
dipandu dengan GPS, dan mampu melakukan resume operation, sehingga 
operasi yang tertunda dapat dilanjutkan kembali dan tidak terjadi 
overlap.
Selanjutnya kata Fadjry, ada alat penanam benih kentang yang mampu 
menanan benih seluas 1 hektare dalam waktu 5 jam. Alat ini memiliki 2 
baris jalur penanam dengan jarak tanam 60 cmn dan jarak dalam baris 30 
cm, “alat ini ditarik dengan traktor roda empat dengan minimal daya 40 
HP yang dilengkapi pula dengan penebar pupuk” jelas Fadjry. 
Sebagai informasi, pada kegiatan tersebut Mentan SYL juga berkesempatan melakukan
peninjauan kawasan percontohan pertanian lahan kering. Kawasan 
pertanian terintegrasi yang menerapkan kaidah-kaidah pertanian modern 
dalam pengelolaannya. Komoditi yang dibudidayakan adalah komoditas 
tanaman pangan (jagung, padi), komoditas tanaman hortikultura (sedap 
malam, melon, cabe dan sayuran lain).
Teknologi yang diterapkan pada kawasan ini mulai dari pengolahan 
tanah (traktor), tanam (alat tanam pneumatik), smart irigasi dan Smart 
Green House. Di dalam kawasan pertanian modern ini juga tersedia embung 
sebagai sumber air dan untuk uji lapang pompa irigasi.
            Berita Terbaru
 Portal Satu Data Pertanian
 Portal Satu Data Pertanian 
                     
                     
                    