Peringati HPS ke 41, Mentan SYL: Pertanian Siap Hadapi Perubahan Iklim
KEMENTERIAN PERTANIAN
2021-10-25
KEMENTERIAN PERTANIAN
2021-10-25

Cirebon – Pandemi Covid-19 memberi makna yang berbeda bagi perayaan
Hari Pangan Sedunian (HPS) selama 2 tahun terkahir. Tantangan pangan
yang kian kompleks akibat dampak perubahan iklim (Global Warming) tidak
menyurutkan langkah Kementerian Pertanian (Kementan) untuk meningkatkan
kesejahteraan petani serta memenuhi pangan bagi lebih dari 273 juta jiwa
masyarakat Indonesia.
Namun di tengah potensi ancaman kekeringan dan krisis pangan global
yang telah di Warning oleh FAO di awal tahun 2020, Kementan secara
konsisten berupaya menciptakan pertanian Indonesia yang maju, mandiri
dan modern dengan terus berinovasi melakukan terobosan-terobasan
strategi pembangunan sektor pertanian yang semakin antisipatif dan
adaptif.
“Mari jadikan peringatan HPS Ke - 41 ini momentum upaya kita
bersama untuk merubah strategi pembangunan pertanian dengan menerapkan
teknologi dan riset yang adaptif terhadap tantangan perubahan iklim,
pemanasan global dan krisis air dimasa yang akan datang, “ ungkap
Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo pada peringatan Hari Pangan
Sedunia (HPS) ke- 41 di Desa Jagapura Wetan, Kecamatan Gegesik,
Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Senin (25/10).
Untuk itu Mentan Syahrul, menghimbau masyarakat untuk
berpartisipasi aktif dalam upaya memperkuat ketahanan pangan. Kontribusi
tersebut tak hanya untuk lingkup daerah atau nasional, tapi juga
dunia.
“Saya mengajak semua pihak untuk lebih agresif dan bersemangat
dalam menghadapai tantangan kedepan. Saya juga ingin mengungkapkan rasa
syukur dan terima kasih semua pihak dan petani yang telah berjuang untuk
mempersiapkan pangan bagi 273 juta orang, “ ungkapnya
Lebih lanjut Mentan Syahrul menuturkan bahwa di masa pandemi
Covid-19, pertanian menjadi salah satu sektor yang mampu bertahan.
Bahkan tumbuh positif di saat sektor lain mengalami tekanan. Hal ini
membuktikan bahwa upaya yang dilakukan Kementan dalam tiga tahun
terakhir ini, telah menunjukkan ketangguhan sektor pertanian.
"Oleh karena itu, kunci keberhasilan tindak lanjut HPS ini adalah
pertama, koordinasi pengawasan yang sistematis yang dikawal dengan
disiplin. Kedua, HPS ini bukan seremonial, bukan proyek tetapi edukasi
tentang program terukur, cara dan tatakelola (manajemen) hulu-hilir
pertanian dan perilaku insan pertanian yang sesuai dengan tantangan era.
Ini sama dengan program reguler maksimum dan SPP," tegas Syahrul.
Adapun Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat selama tahun 2020,
sektor pertanian menunjukkan kinerja yang mengembirakan. Pada Triwulan
II 2020 PDB sektor pertanian tumbuh 16,24% q-to-q. Begitupun pada
triwulan III dan IV, PDB Pertanian tumbuh masing-masing 2,15?n 2,59%
y-on-y dan mampu menjadi penyelamat memburuknya resesi ekonomi nasional.
Demikian juga memasuki TW II 2021, PDB sektor pertanian masih konsisten
tumbuh positif sebesar 12,93% (q to q).
Hal yang sama terjadi pada Ekspor produk pertanian, menunjukkan
kinerja yang menggembirakan. Selama Januari-Desember 2020 nilai ekspor
produk pertanian mencapai Rp 451,8 triliun dan meningkat 15,79%
dibandingkan periode yang sama tahun 2019 sebesar Rp 390,2 triliun.
Peningkatan ekspor berlanjut memasuki periode Januari-September 2021,
dimana ekspor pertanian mencapai Rp. 450 triliun dan tumbuh 45,36%
dibandingkan periode yang sama tahun 2020, yang nilai ekspornya mencapai
Rp. 309,58 triliun.
Sementara itu Kepala Perwakilan FAO di Indonesia, Rajendra Aryal
mengungkapkan bahwa Pemerintah Indonesia telah menunjukkan upaya luar
biasa untuk mengatasi dampak negatif pandemi terhadap mata pencaharian
masyarakat. Ketahanan Indonesia di sektor pertanian ditunjukkan dengan
Pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) yang meningkat meskipun ekonomi
melambat akibat pandemi COVID-19.
“ Capaian ini tercermin dalam tema nasional tahun ini yaitu
Pertanian meningkat, Pangan cukup di tengah krisis dan pandemi
global,”ungkapnya saat menghadiri peringatan HPS Ke-41 secara virtual.
Rajendra menambahkan bahwa dengan populasi yang terus bertambah,
penduduk dunia diperkirakan mencapai 10 miliar pada tahun 2050, sehingga
perlu menyediakan makanan bagi penduduk dunia dan memelihara planet
ini. Ini bukan hanya tentang menanggapi keadaan darurat, ini tentang
membangun ketahanan jangka panjang dan mengubah cara kita memproduksi
dan mengonsumsi makanan.
“Kita membutuhkan tindakan kolektif dan bersama untuk mengubah
sistem pertanian pangan kita. FAO bekerja keras bersama-sama pemerintah
Indonesia untuk melakukan transformasi sistem pangan di Indonesia,“
ujarnya
Hadir langsung dalam acara peringatan HPS Ke-41 Kepala Perwakilan
IFAD di Indonesia, Mr Ivan Cossio Cortez dan Asisten Kepala Perwakilan
FAO di Indonesia, Ageng Heriyanto, Dewan Pertimbangan Presiden, Habib
Luthfi, Waki Ketua Komisi IV DPR RI, Dedi Mulyadi, Anggota Komisi IV DPR
RI, Ono Surono, Anggota Komisi IV DPR RI, Sutrisno, Wakil Bupati
Cirebon, Wahyu Tjiptaningsing, Amggota Komite II DPD RI, KH Amang
Syafrudin, jajaran Eselon I Kementerian Pertanian serta hadir secara
virtual Dubes dari 17 negara dan perwakilan 13 Embassy di Indonesia.
Berita Terbaru