
Bogor - Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) meminta jajaran Kementerian Pertanian (Kementan) untuk menggiatkan pengembangan pangan lokal. Bahkan dirinya meminta pangan lokal Indonesia bisa masuk pasar dunia.
“Begitu banyak inovasi pangan lokal kita yang sudah dikembangkan.
Jangan sampai hanya berhenti di lisensi. Harus berlanjut ke pasar dan
bisa diekspor,” ungkap SYL saat membuka acara Agro Inovasi Fair 2021,
hari Minggu, 7 November 2021.
Dalam acara bertema “Sinergitas Agroindustri Pangan Lokal Tembus Pasar Dunia” tersebut,
SYL menyebutkan Indonesia memiliki beragam sumber daya pangan
lokal. Tapi dibutuhkan riset dan inovasi sehingga pangan lokal bisa
diterima oleh masyarakat lokal, maupun mancanegara.
“Ayo, sagu kita harus bisa masuk pasar dunia. Begitu juga beras
singkong dan produk olahan pangan lokal lainnya. Jangan kita bergantung
pada pangan impor,” ungkapnya.
Penggiatan sumber daya pangan lokal, perlu dilakukan. Apalagi saat ini dunia sedang dilanda cuaca ekstrim.
“Cuaca sedang jelek, planet kita sedang tidak baik-baik saja. Hari
ini kita dilanda la nina, besok bisa jadi el nino. Jadi kita perlu
persiapkan inovasinya. Pangan lokal apa yang bisa digunakan untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat. Benih apa yang cocok untuk cuaca saat
ini,” sebut SYL.
SYL menekankan, riset dan inovasi sangat penting dalam penyediaan
kebutuhan pangan nasional. Karena itu, peran Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) sangat krusial.
“Saya dulu sempat menjadi camat dan bupati. Saya pernah menjadi
kepala daerah, sangat mengerti kondisi di lapangan. Mau benih sebagus
apapun, kalau tidak ada pemuliaan, produktivitas tidak bisa kita dorong
naik. Maka saya challange peneliti-peneliti kita, terus ciptakan inovasi
yang bisa dimanfaatkan di lapangan,” jelasnya.
Pada kesempatan yang sama, Walikota Bogor Bima Arya mengungkapkan
peran penting inovasi pertanian. Apalagi lahan pertanian di kota Bogor
pun tidak luas.
“Lahan kami tidak luas, hanya sekitar 1.044 hektare. Karena itu, kami giatkan urban farming,” ujar Bima.
Kota Bogor, menurut Bima, telah menyiapkan platform Bogor Berkebun.
Saat ini tercatat sudah kelompok tani di Bogor yang berkiprah di bidang
urban farming. “Yang ikut tidak hanya ibu-ibu, tapi juga mahasiswa,”
jelas Bima.
Bima juga menilai, potensi pangan lokal sangat besar. Apalagi motif
konsumsi pangan saat ini bukan hanya ekonomi, tapi juga kebutuhan
kesehatan.
“Kita memiliki banyak pangan lokal yang bisa dimanfaatkan untuk
kesehatan. Untuk itu, tahapan hilirisasi sangat penting sehingga kita
mengerti cara pengolahannya dan cara masuk ke pasar. Dibutuhkan
cara-cara kekinian untuk memasarkannya,” papar Bima.
Kepala Balitbangtan Fadjry Djufry mengungkapkan pihaknya terus
mendorong kerjasama antara peneliti dengan pelaku usaha mikro, kecil,
dan menengah (UMKM). Diharapkan kerjasama ini bisa membantu hasil
inovasi Balitbangtan dimanfaatkan oleh masyarakat, terutama pelaku
usaha.
“Dari kerjasama dengan UMKM ini kita sudah punya beras singkong,
mie sagoe, dan beberapa produk olahan lainnya. Kita pun sudah persiapkan
ekspor ke beberapa negara,” imbuh Fadjry.
Teknologi dan inovasi lain yang yang telah dihasilkan Balitbangtan, menurutnya, sangat potensial untuk dikembangkan.
“Sekarang ini kami segera menerbitkan buku 700 inovatif teknologi
Balitbangtan, yang akan menjadi bukti bagaimana teknologi Balitbangtan
sudah siap dikembangkan melalui mekanisme kerjasama lisensi,” pungkas
Fadjry. (*)
Berita Terbaru