Publikasi adalah informasi yang disajikan dalam bentuk grafik agar lebih mudah dipahami.
Sampai saat ini Indonesia termasuk salah satu negara produsen dan pengekspor biji dan fuli pala terbesar dunia, dengan pangsa pasar dunia sebesar 75 persen. Pasar utama tujuan ekspor pala Indonesia (dari sisi volume) tahun 2018 adalah Cina dan Vietnam. Produksi pala Indonesia pada tahun 2019 mencapai 43,97 ribu ton, yang dihasilkan dari luas areal 231,39 hektar dan melibatkan 254.201 kepala keluarga (KK).
Produksi Pala Indonesia tahun 2019 dengan wujud produksi biji kering sebesar 37,46 ribu ton dimana 99,01% merupakan produksi dari Perkebunan Rakyat (PR) dan sisanya yaitu 0,11% dari Perkebunan Besar Negara (PBN). Sentra produksi
Produsen beras terbesar di dunia didominasi oleh negara-negara di Asia dengan jumlah penduduk yang relatif besar dimana bahan pangan pokok penduduknya adalah beras. Berdasarkan data USDA selama 2015 – 2019 Indonesia telah mengambil pangsa penyediaan beras sebesar 5,92% dari total penyediaan beras dunia sebesar 686,9 juta ton dan merupakan negara penghasil beras ketiga terbesar di dunia, setelah Cina (36,34%) dan India (19,51%). Namun, India merupakan negara net ekspor atau negara eksportir beras dunia terbesar peringkat pertama, sementara Cina dan Indonesia menjadi negara net importir beras. Cina menduduki negara importir terbesar pertama dengan pangsa 6,62% dan Indonesia negara importir peringkat ke-14 dengan pangsa 1,92% (USD 449,7 juta) dari total impor beras dunia.
Bawang merah atau Brambang (Allium ascalonicum L.) adalah nama tanaman dari familia Alliaceae dan nama dari umbi yang dihasilkan. Umbi dari tanaman bawang merah merupakan bahan utama untuk bumbu dasar masakan Indonesia.
Produksi lada Indonesia tahun 2019 adalah 88,95 juta ton. Secara nasional, provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Lampung dan Sumatera Selatan mendominasi sentra produksi Lada, tiga provinsi ini merupakan sentra produksi terbesar yang berkontribusi masing-masing sebesar 38,11%, 16,78 dan 9,55% terhadap produksi lada nasional dalam 5 (lima) tahun terakhir. Harga lada tingkat produsen tahun 2019 tercatat Rp. 66.590,- per kg, konsumen perdesaan Rp. 126,490,- per kg menunjukkan pola pertumbuhan yang cenderung menurun selama periode 2017 - 2019.
Jeruk merupakan salah satu komoditas buah hortikultura yang banyak mengandung gizi vitamin. Permintaan akan komoditas jeruk cukup tinggi karena jeruk sangat digemari oleh masyarakat Indonesia, selain itu harga jeruk pun relatif terjangkau. Pemanfaatan buah jeruk di dalam negeri lebih menitikberatkan untuk keperluan konsumsi rumah tangga, supermarket, hotel dan restoran serta industri olahan.