Publikasi adalah informasi yang disajikan dalam bentuk grafik agar lebih mudah dipahami.
Investasi merupakan salah satu parameter strategis untuk peningkatan produksi. Begitu juga di
bidang peternakan, investasi diharapkan dapat menjadi pendorong utama produksi ternak dan
hasil ternak untuk pemenuhan kebutuhan pangan asal ternak nasional dan ekspor. Untuk itu,
Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan terus berupaya meningkatkan investasi
baik dari penanam modal dalam negeri maupun asing untuk masuk ke Indonesia.
Buku ini merupakan hasil Kerjasama Pusdatin dengan Direktorat Jenderal Perkebunan selaku penyedia data, dan Badan Pusat Statistik sebagai pembina data. Buku ini mencakup hasil kajian estimasi produksi dan luas areal beberapa komoditas perkebunan strategis dengan pendekatan Model Arima, Model Fungsi Transfer, dan Model VAR (Vector Auto Regression).
Buku ini merupakan hasil Kerjasama Pusdatin dengan Direktorat Jenderal Perkebunan selaku penyedia data, dan Badan Pusat Statistik sebagai pembina data. Buku ini mencakup hasil kajian estimasi produksi dan luas areal beberapa komoditas perkebunan strategis dengan pendekatan Model Arima, Model Fungsi Transfer, dan Model VAR (Vector Auto Regression).
Sektor pertanian menjadi sektor penting dalam mendukung pembangunan ekonomi nasional. Sasaran umum kebijakan Kementerian Pertanian 2020-2024 adalah Pertanian maju, mandiri dan modern, dengan strategi utama yaitu : (1) Meningkatkan kesejahteraan petani, (2) Mewujudkan ketahanan pangan, dan (3) Meningkatkan daya saing komoditas pertanian. Adapun tujuan dari rencana strategis tersebut adalah (1) Meningkatnya kesejahteraan ekonomi petani, ketahanan pangan dan daya saing pertanian, (2) Mengembangkan inovasi IPTEK pertanian, (3) Berkembangnya sarana prasarana pertanian yang bernilai ekonomi, (4) Mengembangkan sistem perkarantinaan pertanian, (5) Mengembangkan kapasitas SDM dan pemberdayaan petani, dan (6) Terwujudnya reformasi birokrasi Kementerian Pertanian.
Sumbangan devisa terbesar dari neraca perdagangan sektor pertanian tahun
2020 diisumbang dari surplus neraca perdagangan subsektor perkebunan hingga
mencapai USD 23,4 milyar atau senilai Rp 335,56 trilyun. Komoditas kakao
menduduki peringkat penyumbang devisa terbesar ke-5 dalam subsektor
perkebunan setelah komoditas minyak sawit, karet, kelapa dan kopi. Pada tahun
2020, sumbangan devisa dari ekspor kakao sebesar USD 1,24 milyar atau 4,41%
dari total nilai ekspor komoditas perkebunan.