Publikasi adalah informasi yang disajikan dalam bentuk grafik agar lebih mudah dipahami.
Produksi gula kristal putih (GKP) Indonesia tahun 2022 (Angka Sementara) tercatat sebesar 2,41 juta ton, atau naik 13,52,341% dibandingkan tahun sebelumnya. Produksi ini berasal dari 513,08 ribu ha luas panen perkebunan tebu yang hanya berada di Provinsi Sumatera Utara, Gorontalo, Lampung, Sumatera Selatan, Jawa Barat, DI Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur. Naiknya produksi GKP pada tahun 2022 karena didukung oleh kondisi iklim yang kondusif selama musim tanam tebu periode ini serta keberhasilan program peningkatan produksi yang dicanangkan oleh pemerintah. Produksi GKP Indonesia dominan berasal dari kontribusi tebu rakyat mencapai lebih dari 50%, sedangkan sisanya merupakan kontribusi tebu milik BUMN dan tebu milik perusahaan swasta.
Produksi daging kambing dan domba Indonesia di tahun 2022 mencapai 112,93 ribu ton, atau naik 2,26% dibandingkan tahun sebelumnya. Peningkatan produksi ini sebagai cerminan mulai terjadi pemulihan permintaan masyarakat akan komoditas ini, setelah terjadi penurunan yang cukup signifikan di tahun-tahun sebelumnya sebagai imbas melemahnya permintaan dan ekonomi masyarakat akibat pandemi Covid-19. Pemulihan ekonomi diharapkan terus berlanjut hingga tahun 2023, sehingga pada tahun 2023 (Angka Sementara) produksi daging kambing dan domba diperkirakan naik 1,06%. Sentra populasi daging kambing dan domba di Indonesia berdasarkan data rata-rata tahun pada tahun 2018-2022 adalah Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Utara, dan Banten. Sementara, sentra produksi daging kambing dan domba ada di Provinsi Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah dan Banten.
Estimasi ketersediaan kakao dilakukan melalui pendekatan produksi ditambah volume net ekspor yang diperoleh dari hasil pengurangan volume ekspor terhadap volume impor. Volume net ekspor diestimasi dengan memakai model pemulusan eskponensial berganda (double exponential smoothing). Ketersediaan kakao Indonesia untuk tahun 2023-2027 dari hasil estimasi menunjukan rata-rata pertumbuhan yang positif sebesar 2,36% per tahun, berturut-turut tahun 2023 sebesar 600 ribu ton, tahun 2024 sebanyak 613 ribu ton, tahun 2025 naik menjadi 629 ribu ton, tahun 2026 naik sedikit mencapai 643 ribu ton dan kembali naik di tahun 2027 menjadi 659 ribu ton.
Sebagai produsen kopi ketiga terbesar di dunia, Indonesia menempatkan kopi sebagai salah satu komoditas unggulan perkebunan. Tahun 2022, nilai ekspor kopi menempati urutan ke kelima komoditas terbesar di Indonesia setelah kelapa sawit, karet, kakao dan kelapa. Nilai ekspor kopi mencapai 1,15 Milyard USD atau volume sebesar 497,97 ribu ton.